Rabu, 26 Oktober 2016

Kalatidha



Analisis Novel Kalatidha Karya Seno Gumira Ajidarma

Format Kerja 1
Inventarisasi Satuan Peristiwa

no
Rumusan Satuan Peristiwa

Narator
Halaman

1.      Kabut Di Hutan Bambu



1
Aku selalu menatap kabut  di hutan bambu
Aku
1
2
Kabut adalah duniaku
Aku
2
3
Aku menatap kabut di hutan bambu
Aku
3
3.1
Ada suara memanggil-manggil
Aku
3
4.
Ada kuburan di hutan bambu
Aku
4
4.1
Ada suara memanggil-manggil
Aku
4
5
Aku mengembara ke hutan bambu
Aku
5
5.1
Ada suara tetapi tiada seorangpun di hutan bambu
Aku
5
6
Aku mengembara dan memasuki hutan bambu lagi
Aku
6
7
Ada sebelas  kuburan dan batu nisan
Aku
7
8.1
Aku melihat mereka berbicara sambil meminum sake
Aku
7
9
Mereka adalah prajurit jepang
Aku
8
9.1
Aku melihat kuburan berbatu nisan dan mendengar suara seperti memanggil-manggil
Aku
8


2.      Masih Sekitar Hutan Bambu



10
Di barat daya kota terbagi dua, S dan P , Aku tinggal di P
Aku
10
10.1
Aku sering memandang kedua sungai
Aku
10
11
Ia (Pak Ranusiwid) sering mendengar suara gadis kecil
Aku
11
12
Sejumlah petugas menggali kuburan
Aku
12
12.1
Aku dan anak-anak kampung  menonton penggalian dan bertanya kepada petugas

Aku
12
12.2
Petugas mengatakan kuburan berbatu nisan tidak mau dipindahkan

Aku
12
12.3
Kami  tidak percaya apa yang dikatakan petugas  
Aku
12
12.4
Di seberang rumah kakekku tinggal Bapak dan Ibu
Aku
12
13
Aku memiliki piaraan
Aku
13
14
Aku naik pitam bila piaraanku di makan habis musuhku
Aku
14
14.1
Aku mempersiakan perang untuk melawan musuhku
Aku
14
15
Musuhku (tikus wirog ) berlari ke pemukim M
Aku
15
15.1
Aku tidak meyerah dan memasang racun tikus
Aku
15
16
Celakanya korban racun tikus itu adalah seekor kucing kecil milik Pak Sam

Aku
16
16.1
Ku dengar percakapan mereka (Pak Sam dan Bu Sam)
Aku
16

17
Rupanya suara memanggil-manggil itu telah hilang dan aku merasa bersalah karena kesedihan Bu Sam
Aku
17



3.       Pencidukan



18
Orang-orang memburu seseorang yang masuk ke kelas kami
Aku
19
19
 Kami menyaksikan kejadian yang memilukan
Aku
20
19.1
Aku mendengar kosa kata baru yaitu ciduk
Aku
20
20
Aku melihat orang malang  dilempar
Aku
21
21
Seorang anak meneriaki gambar ku yang  berlambang palu arit

Aku
22
21.1
 Rupanya gambar itu menjadi persoalan besar
Aku
22
22
 Pak Guru memarahiku
Aku
23
22.1
Pak Guru menyuruh ku ke kantor
Aku
23
22.2
Aku menuju kantor dan anak-anak masih  meneriaki aku
Aku
23
22.3
Pak  Guru memarahiku
Aku
23
22.4
Aku menjelaskan alasan ku menggambar, karena aku suka mengoleksi perangko
Aku
23
23
Suatu hari aku melihat pencidukan di sebuah rumah
Aku
24
23.1
Aku mengenal rumah yang sedang mengalami proses pencidukan itu
Aku
24
24
Aku menaruh hati kepada salah satu dari mereka
Aku
25
24.1
 Seseorang berteriak menyuruh keluar
Aku
25
24.2
Seseorang lain berteriak mengatakan ada anak kecil di dalam rumah

Aku
25
24.3
 Seorang lelaki berlari sambil  berteriak
Aku
25
24.4
Ia meluncur tengkurap ke arah ku, dan mereka meminggirkanku

Aku
25
25
Aku melihat gadis kecil itu menangis terisak-isak di depan rumahnya yang terbakar  dan melihat kedua orangtua dan saudaranya meninggal

Aku
26
25.1
Aku mengerti sekarang suara yang memanggil di hutan bambu, dan gundukan kecil itu adalah dia

Aku
26



4.       Pawai Cahaya



26
Aku melihat gadis kecil dan kucing itu melangkah di depanku
Aku
27
27
Aku melihat ia lewat mendahuluiku sambil menggendong kucing itu

Aku
28
28
 Ia (gadis kecil) selalu muncul di hadapan ku dengan bayangan cahaya, dan aku pun mulai terbiasa dengan kehadirannya.

Aku
29
28.1
Aku memburu musuh ku tanpa sengaja memasuki hutan bambu
Aku
29
29
Aku merasa melayang dalam kabut di hutan bambu
Aku
30
30
Pandanganku lenyap dalam kabut 
Aku
31
31
Kulihat tubuhku berselimutkan cahaya
Aku
32
31.1
Aku berada di antara semua orang  pawai yang berselimutkan cahaya
Aku
32
32
Kami berlayar di sungai cahaya
Aku
33
33
 Ia (gadis kecilku) bertanya kepadaku
Aku
34
33.1
Aku berjalan pulang
Aku
34
33.2
 Ia (Pak Ranusiwid) bertanya seperti menggodaku
Aku
34



5.       Aku Membaca Koran



34
Aku membaca koran sementara itu Pencidukan masih berlangsung
Aku
35
34.1
Bapak menasehatiku untuk sering membaca agar tahu semua hal

Aku
35
35
 Ia (kakak perempuanku) suka mengguntingi berita  yang dia anggap penting dan membuat kliping koran

Aku
36
36
Aku mulai ikut membaca berita namun tak pernah ku selesaikan

Aku
37
37
Aku mengamati berita dalam koran itu
Aku
38
38
Aku malas membacanya karena terlalu panjang
Aku
39
39
Suatu hari ada berita yang ku baca habis
Aku
41
40
Ia(temanku) berkata padaku banyak orang yang dibunuh di sana

Aku
43
41
Ia (temanku) memperingatkanku untuk tidak menggambar palu arit lagi

Aku
44



6.       Perempuan Gila



42
Kedua orangtua dan saudara kembarnya tewas terbakar sedangkan ia (gadis kecil) menjadi gila

Aku
46
43
Suatu hari ia ditemukan menjadi gelandangan dan mondar-mandir di depan bekas rumahnya dulu

Aku
47
44
Aku pernah berpapasan dengannya, dia mirip dengan saudara kembarannya (gadis kecil) dan pandangannya kosong

Aku
48
45
Ia (perempuan gila) mondar-mandir di depan bekas rumahnya sambil  berteriak

Aku
49
46
Perempuan itu diringkus dan dibawa ambulans
Aku
50
46.1
Ia (cicit dari rumah itu) berkata ia (perempuan gila) dibawa ke rumah sakit jiwa

Aku
50
46.2
Tiba di rumah sakit jiwa ia (perempuan gila) ditelanjangi dan dimandikan oleh para petugas

Aku
50
47
Melihat tubuh perempuan gila mereka (para petugas) tertawa-tawa sambil berbicara

Aku
51
47.1
Setelah mandi dia (perempuan gila) diberi seragam rumah sakit jiwa dan diletakkan di sebuah kamar kosong

Aku
51
48
Ia (perempuan gila )berteriak  mati-mati saat para petugas dan dokter itu menyetubuhinya secara bergantian

Aku
52



7.       Cinta dan Bencana



49
Ia (gadis kecil) ternyata tumbuh semapai seperti saudara kembarnya (perempuan gila)

Aku
54
50
Aku merasa berada di samudera cahaya ketika aku melihatnya

Aku
55
51
Di tepi pantai bayangannya antara ada dan tiada
Aku
56
51.1
Ombak menarik kaki anak-anak yang bermain di pantai
Aku
56
52
Sesekali ia menampakan diri sebagai sosok berselimutkan cahaya dan menyilaukan mata

Aku
57
52.1
Ia bermahkota emas, ia semacam ratu dari sebermukim dan bertahta

Aku
57
53
Betapa buruk citranya dalam sebuah dongeng
Aku
58
53.1
Aku hidup di dua dunia
Aku
58
54
Ratu selatan murka kata seorang dari mereka (penduduk pantai)
Aku
60



8.       Rajapati



55
Di stasiun aku melihat empat orang termangu saling berpandangan setelah mengalami penderitaan semasa menjadi tahanan

Aku
61
56
Aku mendekati mereka dan menawrakan penampungan di rumahku

Aku
62
56.1
Ia (anggota cakrabiwata) menceritakan pencidukan
Anggota cakrabiwata
62
57
Ia (pengurus Himpunan Sarjana Indonesia)menceritakan penahanannya setelah ia kembali dari luar negeri

Pengurus HSI
64
58
Mendengar cerita mereka aku pikir  sosok rajapati  sangat mengerikan

Aku
66
59
Kejahatan rajapati menelusuri malam seperti ular naga
Aku
67
60
Kutawarkan kopi kepada mereka dan membayangkan para penjagal segera mendapat balasan

Aku
68



9.       Aku Hanyalah Seorang Tukang Kibul



61
Aku seorang pengusaha yang kena musibah
Aku  (seorang pengusaha)
69
62
Cerita dari dunia nyata dan fiktif
Aku
70
63
Dimas seorang pengibul terbesar
Aku
71
64
Berbagai cara yang dilakukan Dimas untuk melakukan penipuan
Aku
72
65
Dimas ditahan ketika sedang di coffe shop dan Ardi ditahan ketika sedang menonton televisi

Aku

74
65.1
Dimas bilang jika ia keluar dari penjara akan pergi keluar negeri

Aku
74
66
Aku adalah korban pengibulan Dimas dan Ardi
Aku
75
67
Preman  napi  dibayar Dimas untuk menghajarku
Aku
76




10.   Jeritan Tanpa Suara


68
Ia (perempuan gila)hidup dalam semesta api
Aku
78
69
Ia (perempuan gila) sering mengucapkan api menari
Aku
79
69.1
Tubuhnya sering diperkosa oleh para jahanam (petugas rumah sakit jiwa)

Aku
79
70
Dia (joni malin kundang) sering menyelinap ke ruangan perempuan gila

Aku
80
70.1
Ia (joni malin kundang)selalu berteriak gol dan menendang  perempuan gila

Aku
80
70.2
Ia (joni malin kundang) suka meyelinap dan menendang perempuan gila

Aku
80
71
Ia (joni malin kundang) membunuh ayahnya
Aku
81
71.1
Saat joni pergi dari ruangan itu, para sipir sampai dokter masuk ke ruangan perempuan gila dan bergiliran memerkosanya.

Aku
81
72
Saudara kembar perempuan itu selalu berada didekatnya, mereka berada di dunia yang berbeda, yang satu hidup sebagai gila yang lain hidup tanpa badan.

Aku
82
73
Perempuan gila itu menahan penderitaan yang dilakukan oleh joni dan para sipir yang selalu bergiliran memerkosanya.

Aku
84


11.   Catatan Joni Gila 1



74
Aku (joni malin kundang) bukan pembunuh tapi aku seorang  pembebas

Aku (Joni)
85
74.1
Aku membebaskan jiwa yang terikat tubuh dan otak kotor
Aku (Joni)
85
75
Mengapa  bukan jiwaku yang kubebaskan
Aku (Joni)
86
75.1
Aku memikirkan orang-orang yang duduk di bangku menghadap ke laut lepas

Aku (Joni)
86
75.2
Aku melihatdua orang dewasa yang tidak jelas
Aku (Joni)
86
76
 Mereka adalah pasangan tua berusia 90 dan 88 tahun 
Aku (Joni)
87
76.1
Si duda bertanya kepada janda
Duda
87
76.2
Si janda menjawab
Janda
87
77
Mereka (duda dan janda) membahas tentang kematian
Aku (Joni)
88
77.1
Mereka (duda dan janda) membahasa impian mereka
Aku (joni)
88
78
Aku membunuh mereka
Aku (joni)
90
78.1
Aku meminta kepada Tuhan untuk menjadikan aku gila
Aku (joni)
90
79
 Seorang bertanya kepadaku siapa pembunuh kedua mayat itu dan seorang memperingatkan untuk tidak bertanya kepadaku 

Aku (joni)
91
80
 Aku bukan pembunuh
Aku (joni)
92




12.   Perburuan


81
Kakek itu datang mendekati cucunya
Aku
94
81.1
Cucunya bertanya-tanya kepada kakeknya tentang cakrawala dengan api yang sedang berlari melingkari bumi

Aku
94
82
Setelah kakeknya menjelaskan cucunya berhenti bertanya seolah sudah mengerti

Aku
95
83
Aku melihat sosok tubuh semampai keemasan berkilauan melayang

Aku
96
84
Kakek mengajak cucunya pulang, namun cucunya menunjuk sesuatu ke arah cakrawala itu
Aku
98
85
 Sosok  cahaya memanjang berkelebat sepanjang terowongan di dasar samudera

Aku
100
86
Sosok itu menghilang kembali kakek mengajak cucunya pulang.
Aku
101




13.   Pembalasan Selalu Lebih Kejam   


87
Perempuan gila itu meregang nyawa, dan para pengurus jahanam itu mengirimnya ke rumah sakit kepolisian.

Aku
103
88
Tubuh yang semula meregang itu tiba-tiba bangkit dengan mata yang mengerjap ringan, aku lah yang menyaksikan peristiwa itu .

Aku
104
89
Perempuan itu beranjak dari tempat tidur, ia menari-nari dan mengganti busana pasien rumah sakit dan memakai baju pendekar pangsi .

Aku
105
90
 Ia mendatangiku dan berbisik sesuatu
Aku
106
90.1
Ia mebangunkan penjaga di dekat gardu
Aku
106
91
Ia membunuh penjaga itu dengan kejam
Aku
107
92
Seorang bertanya siapa pembunuhnya, joni mengaku sebagai  pembunuh.

Aku
108
92.1
Joni ditahan, tetapi polisi masih ragu
Aku
108
93
 Korban semakin banayak berjatuhan
Aku
109
94
Seorang reserse mengatakan joni pembunuhnya
Aku
110
94.1
Polisi menjaga ketat rumah sakit jiwa itu, mereka mendengar tentang kabar pemerkosaan dan penganiayaan terhadap perempuan namun seluruh staf jiwa itu sudah tewas, hanya tersisa pegawai kurang penting dan tukang masak dan tukang sapu.

Aku
110
95
 Polisi bertanya-tanya kepada tukang sapu dan masak
Pak Polisi
111




14.   Aku Membaca Koran, Lagi


96
Setelah lukaku sembuh aku kembali ke penjara, sementara ku dengar kabar kakak perempuanku hilang.

Aku
113
97
Aku mendengar kabar ada yang menciduk kakak ku
Aku
114
98
Aku membaca kliping koran  kakakku
 Aku
115
99
Aku sedih teringat kakakku, apakah ia masih hidup atau melenyapkan diri

Aku
119
100
 Aku mendengar berbagai suara dari sebelah tembok, dan aku membaca koran lagi
Aku
121
101
Aku mengantuk dan tenggelam dalam mimpi
Aku
123




15.   Sampai di Mana Dendam Berakhir?


102
Ia menghabisi semua orang yang memerkosa dan menganiaya saudara kembarnya

Aku
125
103
Seseorang telah melakukan fitnah kepada ayahnya, karena mengajar anak bermain musik

Aku
126
103.1
Ia membunuh tubuh orang jompo
Aku
126
104
Ia membentak dengan suara keras dan melantingkan tubuh lantas menghamburkan pisau ke tubuh laki-laki

Aku
127
105
 Sudah ratusan korban bergelimpangan, namun polisi belum bisa menghubungkan benang merah pembunuhan berantai tersebut

Aku
128
106
Seorang bersaksi melihat pemandangan sosok tubuh yang semampai, dan terkagum, polisi memberi peringatan untuk tidak mengagumi sosok misterius itu

Aku
129
107
 Korban sudah mencapai 256, kemudian pada sore hari ia datangi korban ke 257 yang sudah tua renta beranak cucu

Aku
131
107.1
Laki-laki tua itu menyuruhya turun dari pohon sawo
Lelaki tua
131
107.2
Perempuan itu bertanya kepada lelaki tua
Perempuan
131
107.3
Laki-laki tua sudah mengetahui maksud kedatangannya dan menyuruh perempuan itu membunuhnya

Aku
131
107.4
Perempun itu tidak mau membunuh jika lelaki tua itu tidak bersalah

Aku
131
108
Tiba-tiba seorang anak kecil menghampiri lelaki tua, dia memeluk lelaki tua dan mengatakan ia ingin menyapu

Aku
132
108.2
Ia berikan sapu lidi kepada anak kecil itu dan melihat ke atas perempuan itu sudah menghilang

Aku
132
109
 Lelaki tua menangis dan merasa bersalah

Aku
133




16.   Negeri Cahaya


110
 Sosok yang meruang dan mewaktu itu lenyap meninggalkan Negeri Cahaya

Aku
135
111
Semua makhluk yang lenyap itu berubah menjadi  manusia kristal dan tubuhku juga ikut mengkristal

Aku
136
112
Sosok kristal melangkah dalam kerlip-kerlip cahaya langit
Aku
137
113
Di atas bukit kusaksikan berjuta-juta kristal bercahaya memasuki  kelokan lembah

Aku
140
114
Negeri cahaya membisikan suatu janji kebahagiaan dalam kesejahteraan, keadilan, dan kesetraaan.

Aku
141
115
Aku sudah terbiasa bermimpi, jadi kuhentikan langkahku, dan berpikir

Aku
142




17.   CATATAN Joni Gila 2


116
 Aku (joni) berteriak dan berbicara semeraut
Joni
143
117
Aku (joni) berkata mereka menganggapku gila
Joni
143
118
Aku (joni) tidak pernah memerkosa, membunuh, dan menganiayanya

Joni
144
119
Aku (joni) mereka mengambinghitamkanku
Joni
145
120
Sebenarnya aku (joni) ingin terus gila, aku tidak sanggup berpura-pura gila, tapi aku berhasil meykini mereka bahwa aku gila

Joni
146
121
Aku (joni) membebaskan seseorang yeng terikat dengan keinginan untuk mati

Joni
147
122
Ia (perempuan gila ) datang kepadaku dan berbisik sesuatu kemudian ia pergi lagi

Joni
148
123
Aku (joni) bertanya apa hubungan aku membunuh bapakku dengan nama malin kundang

Joni
149



18.   LAGI-LAGI AKU MEMBACA KORAN


124
Aku membaca koran lagi
Aku
151
125
Ada satu koran yang mengingatkanku dengan gambar palu arit
Aku
157
126
Aku menemukan kebahagiaan di penjara yang terlihat sepele
Aku
161




19.   Sang Mata Di Tepi  Pantai


127
Sang mata mampu menelan siapapun yang yang dipandangnya melalui pandangan tak terlacak

Aku
164
128
Sang mata menguasai kampung di pinggir pantai
 Aku
165
129
Aku ingin melihat tanda-tanda yang membawaku kedunia yang mempertemukan aku dengan gadis kecil

Aku
166
130
Aku melihat orang-orang bermain di tepi pantai
Aku
168
130.1
Aku dengar bisikan yang merayu anak-anak itu
Aku
168
131
Ibunya berteriak
Aku
169
131.1
Orangtua itu menjerit saat ombak menarik anak-anak
Aku
169
132
Di atas bukit tampak sosok berambut panjang , ia menyelamatkan kedua anak itu dan memperingatkan orangtua untuk menjaga anak-anak

Aku
170




20.   UTOPIA  KETIADAAN


133
Sosok-sosok kristal mengalir seperti aliran cahaya
Aku
174
134
Kabut mengendap turun perlahan ke hutan bambu
Aku
178
134.1
Aku bertemu Pak Rnusiwid
Aku
178
134.2
Pak Ranusiwid menyapaku sambil tersenyum
Aku
178
135
Pak Ranusiwid menertawaiku
Aku
179
135.1
Aku berhenti melangkah dan menolehnya
Aku
179
135.2
Tiba-tiba ada tangan yang menarikku
Aku
179
136
Kabut menjelma dunia cahaya berlinang-linang menjadi tetesan air mata

Aku
180
136.1
Ia mengaku sebagai kekasihku, dan kuberi nama dia cinta
Aku
180
137
Buldoser keemasan datang menyapu habis hutan bambu
Aku
181




21.   Buldoser  Kencana , Mall, dan  Kucing  Putih  


138
Penduduk hanya melihat benda besar itu (buldoser)

Aku
182
139
Mereka menyaksikan bagaimana buldoser itu bekerja tanpa kencana meratakan hutan bambu tapi lempengan besi itu tak mampu mengangkat gundukan kecil itu

Aku
183
140
Pagi hari kulihat hutan bambu sudah rata dengan tanah dan kulihat juga anak perempuan kecil itu dalam kabut dengan seekor kucing

Aku
184
141
Tidak sampai enam bulan bangunan megah itu sudah berdiri dengan enam lantai, pusat perdagangan mulai dibuka


Aku
185
142
Ia (anak perempuan kecil) menata p orang yang hilir mudik di bangunan itu


Aku
187
142.1
Seorang  penjaga malam bercerita  melihat anak perempuan kecil bersama seekor kucing

Aku
187
142.2
Aku (petugas jaga malam) melihat sendiri

Aku
188


22.   Hilangnya Sebuah Dunia



143
Hutan bambu yang dulu keramat berubah menjadi pasar gagap gempita , dan aku tidak memiliki dunia kabut yang bisa membawaku mengembara ke dunia lain

Aku
191
144
Aku kehilangan kabut, dan hanya menghabiskan waktu menatap lumut tembok di penjara

Aku
192
145
Aku melaju terus mencari dunia di luar lumut
Aku
193
145.1
Seorang bertanya tentang keadaanku
Aku
193
145.2
Aku seperti pernah mellihat tatapan itu, tapi aku lupa
Aku
193
146
Dimas akhirnya dihukum 15 tahun penjara
Aku
194
147
Aku melihat masalah hukum menjadi masalah keluarga
Aku
195




23.   CATATAN JONI GILA 3


148
Aku masih berada di rumah sakit
Aku (Joni)
197
149
Langit-langit terasa naik turun
Aku (joni)
199
150
Aku sudah lupa mengapa aku bisa membunuh
Aku (joni)
200
151
Aku berpura-pura gila, aku ingin sekali menjadi benar-benar gila

Aku (joni)
201
152
Aku berada di kamar berdinding empat persegi
Aku (joni)
202
153
Aku ingin gila
Aku (joni)
203


24.   Koran Yang Kubaca



154
Aku membaca catatan joni yang terakhir
Aku (joni)
206
155
Di penjara yang bisa kulakukan hanya melamun dan membaca
Aku (joni)
208
156
Aku teringat lagu yang pernah kami nyanyikan kecil dulu
Aku (joni)
210
156.1
Aku bersyukur berada di penjara
Aku (joni)
211
157
Kepalaku menjadi sakit setiap membaca kliping koran
Aku (joni)
216




25.   KALATIDHA


158
Aku belajar banyak hal di penjara sehingga  tak tahu harus bersyukur atau menyesal

Aku
221
159
Aku mendengar bisikan mengerikan di setiap pojok jalan

Aku
222
160
Aku dengar banyak bencana di luar kecuali mereka yang terpenjara

Aku
223
161
Aku melihat seorang perempuan berbaju pendekar melayang ringan dari reruntuhan, kami saling memandang, aku merasa mengenalnya tapi aku lupa

Aku
224
162
Setiap hujan turun, aku merasa tenggelam dalam cerita panjang

Aku
225
163
Hujan seperti menceritakan banyak hal yang tidak aku mengerti

Aku
226
























Format Kerja 2
Identifikasi Kesamaan Satuan Peristiwa
no
Kesamaan Satuan Peristiwa
Keterangan
1
1=3
Menunjukan kegiatan si aku menatap kabut yang berada di hutan bambu
2
3.1=4.1
Menunjukan suara yang memanggil-manggil

3


4=7
Sama menunjukan ada kuburan di hutan bambu
4
5=6=28.1
Menunjukan kegiatan aku yang selalu mengembara dan memasuki hutan bambu

5
12.4=16.1

Sama menunjukan tentang interaksi Bapak dan Ibu Sam

6

20=104

Sama menunjukan tentang kejadian seorang  yang sedang dianiaya

7
24=136.1


Sama menunjukan tentang perasaan si Aku terhadap bayangan gadis kecil di hutan bambu
8


24.2=125
Sama menunjukan kejadian yang memilukan
9
21=22.4


Sama menunjukan tentang lambang palu arit
10
26=28=142.1

Sama menunjukan anak kecil bersama seekor kucing
11
31=52

Sama menunjukan tentang manusia berselimutkan cahaya

12




33.2=134.2
Menunjukan pertemuan si Aku dan Pak Ranusiwid, Pak Ranusiwid bertanya tetapi seperti menggoda si Aku
13
34=36=124

Sama menunjukan kegiatan si Aku membaca koran
14
35=98

Sama menunjukan tentang kliping koran milik kakak perempuannya

15
48=69.1
Menunjukan penderitaan perempuan gila yang selalu disetubuhi oleh para petugas secara bergiliran



16
49=106


Sama menunjukan tentang postur tubuh semampai perempuan gila yang tumbuh menjadi gadis dewasa yang teraniaya

17


65=146
Menunjukan tentang Dimas yang masuk penjara karena melakukan pengibulan
18
69.1=70.1


Sama menunjukan tentang para sipir yang memerkosanya secara bergantian


19
70=70.2
Menunjukan kegiatan Joni yang selalu menyelinap masuk ke ruangan perempuan gila dan selalu menendang-nendang perempuan gila

20
71=78


Sama menunjukan joni membunuh ayah dan membunuh duda dan janda
21
84=86
Menunjukan tentang seorang kakek yang mengajak cucunya pulang, namun cucunya bersikeras ingin tetap di sana karena kagum dengan sesuatu yang dekat dengan cakrawala

22
88=102
Menunjukan menceritakan tubuh yang hidup dari kematian dan meghabisi para jahanam

23
89=161


Sama menunjukan tentang perempuan gila yang melayang memakai baju pendekar
24
91=103.1

Menunjukan perempuan gila yang membunuh para sipir rumah sakit dan membunuh seorang jompo yang dulu meyaksikan pencidukan di depan rumahnya.

25
93=107

Menunjukan korban yang banyak berjatuhan sampai mencapai 256
26
96=144=155

Sama menunjukan tentang kisahnya yang berada dipenjara setelah sembuh, membaca koran dan menghabiskan waktu di penjara

27
98=100


Menunjukan kegiatan aku yang membaca koran hasil dari kliping kakak perempuannya
28
111=133

Menunjukan tentang manusia yang berubah menjadi sosok-sosok kristal
29
132=161
Menunjukan si aku melihat sosok wanita berbaju pendekar melayang ringan menyelamatkan anak yang tenggelam dan melayang ringan dari reruntuhan

30
151=153
Menunjukan sikap si aku yang ingin sekali menjadi gila, dan benar-benar gila bukannya berpura-pura gila

Format Kerja 3
Identifikasi Pertentangan Satuan Peristiwa
no
Pertentangan Satuan Peristiwa
Keterangan
1
2x4

Menunjukan pertentangan makna menatap kabut yang berada di hutan bambu, tetapi di sana ada dua belas kuburan

2
12x137

Menunjukan pertentangan makna penggalian kuburan hutn bambu, tetapi buldoser malah meratakan seluruh tanah yang ada di hutan bambu

3
15.1x16

Menunjukan pertentangan makna memasang racun tikus untuk musuhnya (wirog), tetapi kucing Pak Sam yang mati

4
19.1x21

Menunjukan pertentangan makna pencidukan dengan lambang palu arit

5
21x41


Menunjukan pertentangan menggambar dengan sebuah lambang palu arit
6

35x97
Menunjukan pertentangan makna  kakakknya yang suka mengguntingi koran, tetapi  menjadi korban pencidukan

   7
42X103


Menunjukan pertentangan makna kematian orangtuanya, tetapi ia membalsa dendam kepada oarngtua yang sudah jompo

8
43x46


Menunjukan pertentangan perempuan gila yang suka mondar-mandir di depan  bekas rumahnya, tetapi ia malah di ringkus dan dibawa oleh ambulans

9
36x157

menunjukan pertentangan makna sakit kepalanya, tetapi masih membaca koran

10
67x156.1

Menunjukan pertentangan makna si aku yang dipukuli preman napi yang dibayar oleh Dimas, tetapi ia bersyukur berada di penjara

11
102 x 132
Menunjukan pertentangan makna perempuan gila yang membunuh para sipir rumah sakit , tetapi ia juga menolong anak-anak yang tenggelam







5. Alur cerita
                Novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma mengisahkan zaman yang rusak.  Alur ceritanya adalah alur Maju Mundur. Cerita berawal dari hutan bambu yang berkabut, di dalam hutan itu terdengar seperti suara gadis kecil memanggil-manggil.
Si Aku yang sering mendengar itu penasaran dan akhirnya memasuku hutan bambu dan mengembara di hutan bambu. Alur menjadi mundur saat si Aku mengisahkan tentang pengalamannya menyaksikan proses pencidukan. Sebuah rumah yang dibakar, penghuninya yang selamat adalah gadis kecil yang setelah dewasanya menjadi perempuan gila yang tumbuh dengan badan semampai, cantik namun harus berakhir dengan penderitaan di rumah sakit jiwa.
Alur menjadi maju kembali setelah si Aku menceritakan kisahnya yang masuk penjara karena menjadi seorang tukang kibul (halaman 69-76). Alur menjadi mundur kembali dengan cerita perempuan gila yang sempat meninggal kemudian hidup kembali dengan roh saudara kembarnya (halaman 125-133).
 Kemudian pada halaman 181  sampai 188 menceritakan tentang hutan bambu yang akan dijadikan Mall. Di halaman ini menceritakan tentang hutan bambu yang diratakan habis oleh pengusaha untuk dijadikan mall besar, penduduk di sana juga dijanjikan pekerjaan. Namun, bangunan besar itu memiliki tembok besar yang tinggi sehingga penduduk tidak bisa melihat bangunan megah yang dibangun oleh buldoser. Sosok gadis kecil yang selalu membawa kucing pun ramai dibicarakan karena beberapa petugas di mall melihat ada sosok gadis kecil bersama kucing yang mondar mandir di depan toko. 
6. Tokoh Utama
                Tokoh di dalam cerita ini ada  dua yaitu, si Aku dan Joni sepupunya. Namun, dari format satu menunjukan peran si Aku yang paling banyak dalam setiap  peristiwa. Dia juga menceritakan tentang catatan Joni Gila 1 sampai 3. Peran si Aku  di sini sebagai tokoh utama yang mengalami  semua peristiwa yang ada dalam novel.
Dari pencidukan, peristiwa pembakaran rumah gadis kecil yang kembar, pengibulan yang dilakukannya bersama Dimas dan Ardi, sosok perempuan gila yang dirasuki roh  saudara kembarnya, negeri cahaya, si Aku yang hidup dalam dua dunia, kabut itu membawa dia berkelana ke ruang waktu, samapi akhirnya ia dalam penjara.

  Ayan Menikahi Radha, Bagaimana Nasib Krishna? Perjalanan Cinta Radha Krishna masih berlanjut. Walaupun Radha telah menikah dengan Ayan, ...