Minggu, 30 Oktober 2016

makalah Eksistensi Bahasa Indonesia Terhadap Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi




EKSITENSI BAHASA INDONESIA  TERHADAP  PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI



Oleh
Sri Nurani
NIM 15017022


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eksistensi Bahasa Indonesia terhadap Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggitepat pada waktunya sebagai persyaratan Penerimaan Anggota Baru Pusat Pengembangan Iimiah dan Penelitian Mahasiswa Angkatan XXXI .
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan , walaupun masih banyak kekurangannya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak pembimbing dan teman-teman yang ikut membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari masih banyak  kekurangan dan masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kontruktif dari segenap pembaca.






Padang,  05 Oktober 2016


Sri Nurani





                                                                       
                                                                           i


DAFTAR ISI                                                                                       Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I             : PENDAHULUAN..............................................................1
1.1.  Latar  Belakang...............................................................1
1.2.  Rumusan  Masalah..........................................................2
1.3.  Tujuan  Makalah ............................................................2
1.4.  Manfaat Makalah ...........................................................2

BAB II            : KAJIAN PUSTAKA.........................................................3
A.    Landasan Teori.................................................................3
2.1. Pengertian Eksistensi dan Bahasa Indonesia...................3
2.2. Fungsi  dan Kedudukan Bahasa Indonesia.....................3
2.3. Pengertian Pendidikan Karakter......................................4
2.4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter......................................6
B.     Kerangka Konseptual.......................................................6
BAB III          :METODE PENELITIAN..................................................7
3.1. Metode Penulisan............................................................7
3.2. Teknik Pengumpulan Data..............................................7
3.3. Sistematika Penulisan......................................................7


BAB IV          : PEMBAHASAN.................................................................8
4.1. Peran penting Bahasa Indonesia dalam
Pendidikan Karakter...............................................................8
4.2. Eksitensi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi............11

BAB V            PENUTUP............................................................................13
5.1.Kesimpulan.......................................................................13
5.2. Saran................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14




                                    ii

BAB  I 
 PENDAHULUAN
1.1.  Latar  Belakang Masalah
            Bahasa merupakan ciri khas dari suatu negara atau suatu wilayah, karena bahasa adalah unsur paling penting dalam berkomunikasi atau sebagai alat komunikasi yang paling utama.  Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Fenomena yang terjadi sekarang adalah Penilaian terhadap bahasa indonesia , ada beberapa anggapan negatif terhadap bahasa Indonesia yang kurang mendukung keberadaan bahasa Indonesia , anatara lain sebagai berikut. (1) Menganggap bahasa Indonesia secara Ilmiah, sebagai suatu bahasa yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan sejarah pemiliknya, (2) Menganggap bahasa Indonesia itu mudah, sebagian besar bangsa Indonesia menjadikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua sebagai alat penghubung dengan orang-orang dari daerah lain atau suku lain. Akibatnya penggunaan bahasa Indonesia dalam  kehidupan terbatas sampai menganggap Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung belaka dan tidak pernah meningkatkan sebagai sarana berpikir dan mengutarakan pikiran yang bersifat ilmiah, (3) Menganggap bahasa Indonesia lebih rendah dari bahasa asing, perkembangan suatu bahasa berjalan seirama dengan perkembangan bangsa pemiliknya. Di era globalisasi Bahasa Indonesia dianggap tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang kurang baik dibandingkan dengan bahasa Inggris yang penuturnya lebih banyak. (rahayu, minto, 2007:9-11).
 Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan Bahasa Indonesia dengan baik. Bahasa Indonesia adalah satu diantara  alat komunikasi yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri – ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini agar pembaca bisa mengetahui eksistensi bahasa Indonesia  terhadap pendidikan karakter.

                                                                                                                                                                                                                                                                                   1
1.2   . Rumusan masalah
a.       Apa peran penting bahasa Indonesia  dalam pendidikan karakter ?
b.      Bagaimana mempertahankan eksitensi bahasa Indonesia?

1.3. Tujuan makalah
a.       Untuk mengetahui peran penting bahasa Indonesia dalam pendidikan karakter.
b.      Untuk mempertahankan eksitensi bahasa Indonesia

1.4. Manfaat makalah
a.       Bagi Pemakalah
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah adalah menambah wawasan terhadap fenomena yang berlangsung di ruang lingkup pendidikan.

b.      Bagi Pembaca
Pemakalah berharap makalah ini berguna bagi pembaca dan menambah pengetahuan pembaca terhadap fenomena yang berlangsung di ruang lingkup pendidikan.








           

                                                                                                                                                2
BAB  II
 KAJIAN PUSTAKA
A.    Landasan Teori
2.1. Pengertian Eksistensi dan Bahasa Indonesia
 Menuerut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 378) Eksistensi adalah keberadaan. Sutan  Takdir Alisjahbana (1983) memberikan batasan atau definisi bahasa sebagai berikut ini. “bahasa ialah ucapan pikiran mansuia secara teratur memakai alat bunyi. Gorys Keraf (1976) mengemukakan definisinya bahwa “bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal yang abritrer , yang dapat diperbuat dengan gerak-gerak badaniah yang nyata” ( Ermanto, 2011:1). Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Fungsi bahasa secara umum, (1) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, (2) Sebagai alat komunikasi,(3) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, (4) Sebagai alat kontrol sosial, (5) Bahasa sebagai alat pengkajian. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus sebagai berikut, (1) Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari, (2) Mewujudkan seni (sastra), (3) Mempelajari bahasa-bahasa kuno, (4) Mengeksploitasi IPTEK.                                        
2.2 Fungsi  dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Menurut Suharianto (1981:10), sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a.       lambang kebanggaan nasional
b.      lambang identitas nasional
c.       alat pemersatu bangsa
d.      alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
Selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, bahasa Indonesia berkedudukan pula sebagai bahasa negara. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
                                                                                                                                       3
a.       bahasa resmi kenegaraan
b.      bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
c.       alat perhubungan pada tingkat nasional
d.      alat pengembangan kebudayaan,ilmu pengetahuan dan teknologi
Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan yang berikut ini: (1) jumlah penuturnya, (2) luas penyebarannya, dan (3) peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya lain yang dianggap bernilai (Anton M. Moeliono 1988:1).
Menurut Gorys Keraf (1980:3), fungsi dapat dituturkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa:
a.       untuk menyatakan ekspresi diri
b.      sebagai alat komunikasi
c.       sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
d.      sebagai alat untuk mengadakan control social

2.3 Pengertian Pendidikan Karakter

       Pendidikan karakter  telah menjadi polemik di berbagai negara. Pandangan pro dan kontra mewarnai diskursus pendidikan karakter sejak lama. Seyogianya, sekolah  tidak hanya berkewajiban untuk meningkatkan pencapaian tetapi juga bertanggung jawab untuk membentuk karakter peserta didik. Capaian akademis dan pembentukan karakter yang baik merupakan dua misi integral yang harus mendapat perhatian. Namun, tuntutan ekonomi dan politik pendidikan menyebabkan penekanan pada pencapaian akademis mengalahkan idealitas peran sekolah dalam pembentukan karakter. Hal ini untuk mendukung perkembangan peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum , proeses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan aktivitas kurikuler , serta etos seluruh lingkungan sekolah. Raharjo memaknai pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

                                                                                                                                                4
Sedangkan menurut Greasy, mengartikan pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidup serta mempunyai keberanian melakukan yang ‘benar’ , meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Jadi, Pendidikan Karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan (Zubaedi, 2011: 14-15). Pendidikan karakter didasarkan pada nilai-nilai etis bahwa setiap orang dapat menyetujui – nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religius, atau bias budaya. Beberapa hal di bawah ini yang dapat dijelaskan Pilar Pendidikan Berkarakter, yaitu sebagai berikut :
·         Tanggung Jawab (responbility) maksudnya mampu mempertanggungjawabkan serta memiliki perasaan untuk memenuhi tugas dengan dapat dipercaya, mandiri dan berkomitmen.
·         Rasa hormat (respect) artinya menunjukan rasa hormat yang tinggi atas kewibawaan orang lain, diri sendiri, dan negara.
·         Keadilan (fairness), maksudnya melaksanakan keadilan sosial, kewajaran dan persamaan, bekerja sama dengan orang lain, memahami keunikan dan nilai-nilai dari tiap individu.
·         Keberanian (courage), maksudnya bertindak secara benar pada saat menghadapi kesulitan dan mengikuti hati nurani dari pada pendapat orang banyak.
·         Kejujuran (honesty), maksudnya kemampuan menyampaikan kebenaran, mengakui kesalahan, dapat dipercaya, dan bertindak secara terhormat.
·         Kewarganegaraan (citizenship), maksudnya kemampuan untuk mematuhi hukum dan terlibat dalam pelayanan kepala sekolah, masyarakat dan negara.
·         Disiplin (self-discipline), maksudnya kemampuan menunjukan hal yang tebaik dalam segala situasi melalui pengontrolan emosi, kata-kata, dorongan, keinginan, dan tindakan.
·         Kepedulian (caring), maksudnya kemampuan menunjukan pemahaman terhadap orang lain dengan memperlakukan secara baik dengan belas kasih, bersikap dermawan, dan dengan semangat memaafkan.
·         Ketekunan (preverence), maksudnya memiliki kemampuan mencapai seauatu dengan menentukan nilai-nilai objektif sdisertai kesabaran dan keberanian di saat menghadapi kegagalan (Zubaedi, 2011:78-79).
5

2.4  Nilai-nilai dalam pendidikan karakter

Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat atau komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab. Lebih jelas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dapat di lihat pada bagan dibawah ini.

                                                                                                                                   
        
B.     Kerangka Konseptual atau Kerangka Pikir





                                                                                                                                   6
BAB III
 METODE PENULISAN
3.1. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan deskripsi kualitatif. Alasan digunkannya metode ini karena dapat membantu tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan, yaitu menjelaskan eksitensi bahasa Indonesia terhadap pendidikan karakter.
3.2.Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada makalah ini adalah studi pustaka, yang bertujuan untuk memaparkan eksitensi bahasa Indonesia terhadap pendidikan karakter bagi peserta didik. Beberapa teori yang didapat bersumber dari buku-buku, karya ilmiah, dan situs internet yang berkaitan dengan judul makalah ini.
3.3.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1)      Pendahuluan
Merupakan gambaran umum tentang kondisi yang ada di lingkungan. Kemudian diakhiri dengan tujuan dan manfaat.
2)      Kajian Pustaka
Merupakan dasar yang dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan berikutnya yang diperoleh dari masalah yang timbul.
3)      Metode Penulisan
Merupakan uraian tentang metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat tersusun secara sistematika.
4)      Pembahasan
Merupakan inti dari penulisan, dimana dasar teori diperoleh, dianalisis, dan dikaitkan antara satu dengan yang lainnya.
5)      Penutup
Merupakan bab yang yang memuat kesimpulan dan saran dari keseluruhan isi penulisan.

                                                                                                                    
                                                                                                                                                7
BAB VI
PEMBAHASAN
4.1. Peran penting bahasa Indonesia terhadap Pendidikan Karakter
Kemampuan  berbahasa menuntut untuk memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognitif. Dengan pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain yang tak kalah penting yang tanpa kita sadari telah terabaikan.Yaitu memberikan pendidikan karakter pada anak. Pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Kecakapan kognitif dapat dilihat bagaiman seseorang menyampaikan pengetahuan dan wawasan melalui bahasa sebagai media berinteraksi. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi untuk: (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik, (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur,  dan (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Adapun peran Bahasa Indonesia terhadap pendidikan karankter adalah sebagai berikut.
1.       Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
      Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi masyarakat selain bahasa daerah, karena pada dasarnya kedudukaan bahasa daerah hanya sebagai identitas budaya seseorang. Selain itu juga bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan khususnya dunia pendidikan. Bahasa selain menunjukkan budaya tetapi juga kecerdasan personal seseorang. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam hidup manusia. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antarsesamanya sejak berabad-abad silam. Bahasa hadir sejalan dengan sejarah sosial komunitas-komunitas masyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya.                                                                                                                                                                                                                                                 8
Fungsi utama dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi bisa dibedakan menjadi :                              
a.         untuk mentranformasi ilmu-ilmu pengetahuan
  Bahasa Indonesia selain dgunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari oleh masyarakat indonesia baik dalam hal formal maupun non formal, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kajian-kajian ilmiah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak bahasa-bahasa ilmiah yang kemudian diserap dan di bahasa Indonesia-kan dengan tujuan bahasa Indonesia dapat diterima oleh masyarakat Indonesia sendiri sebagai media transfomasi ilmu pengetahuan dan teknologi demi terwujudya cita-cita Negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

b.       untuk berkomunikasi pada masyarakat
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain.
2.      Bahasa Indonesia sebagai Faktor Pendukung Keberhasilan Suatu Bangsa.
       Selain untuk berkomunikasi bahasa juga merupakan aspek penentu keberhasilan suatu bangsa apabila (1) bahasa tersebut dikenal dan dikuasai oleh sebagian besar penduduk negara itu, (2) secara geografis, bahasa tersebut menyeluruh penyebarannya dan (3) bahasa tersebut dapat diterima oleh seluruh penduduk negara itu sendiri (Muslich, 2010:33).                                                                                                                                                                                                                                                                             9
Keberhasilan suatu bangsa terlihat pada keberhasilan bngsa itu untuk menjadikan individu yang berkarakter. Manusia yang berkarakter dan memiliki nilai-nilai  seperti tanggung jawab, kejujuran, kretaif dan toleransi akan menjadikan negara lebih maju dan akan meminimalkan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).
3.      Bernalar sebagi Proses Berbahasa.
Berbahasa identik dengan berpikir. Jadi, sebelum berbahasa, kita harus berpikir. Penalaran merupakan proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang dapat bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membuat manusia berpikir lurus, efiseien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam membangun pendidikan karakter proses bernalar ini dapat kita hubungkan dengan salah satu pilar dari pendidikan karakter yaitu kejujuran dan tanggung jawab. Seseorang yang karakternya sudah terbentuk maka saat menyampaikan argumentasinya melalui bahasa Indonesia, ia akan menyampaikan kebenaran, proses bernalarnya mempertimbangkan baik atau buruknya sesuatu dengan cara bernalar. Agar kebenaran yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan. Jadi, bernalar dalam berbahasa memiliki hubungan yang penting dalam membentuk pilar kejujuran dan tanggung jawab (Rahayu, 2007:35).
4.      Bahasa Indonesia sebagai Dasar-Dasar Penulisan Ilmiah di Perguruan Tinggi.
       Ketika masuk Perguruan Tinggi, mahasiswa telah mempelajari bahasa Indonesia selama 12 tahun, waktu yang cukup lama, tetapi belum cukup memberikan kemampuan yang dibutuhkan di Perguruan Tinggi Negeri. Akibatnya, pelajaran Bahasa Indonesia seakan mengulang pelajaran yang dberikan di tingkat sebelumnya. Seharusnya Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi dapat memenuhi berbagai kegiatan perkuliahan berbagi jenis bentuk tugas, laporan tugas akhir (skripsi, tesis, dan disertasi) yang harus menggunakan bahasa Indonesia dalam bahasa ilmiah. Yaitu bahasa yang baku dan lugas agar pikiran yang disampaikan secara objektif dalam segala bentuk tulisan ilmiah tidak dikotori oleh sikap subyaktif penulis (Rahayu, 2007:25). Namun, fenomena yang terjadi sekarang ini adalah penguasaan berbahasa Indonesia yang belum mampu diaplikasikan, oleh karena itu bahasa Indonesia masih menjadi mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa tujuannya untuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan berbagai tugas perkuliahan.
                                                                                                                                                10
Sesuai dengan nilai-nilai pendidikan kareakter yang menyangkut hal kreatif dan gemar membaca agar pengetahuan mahasiswa lebih luas. Mahasiswa dituntut untuk bisa berbahasa yang baik, hal ini bertujuan untuk mempermudahnya dalam kegiatan seperti laporan penelitian yang mewajibkan mahasiswa mengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus kemampuan kecakapan kognitif yang akan mempengaruhi karakternya sebagai seorang mahasiswa.
5.      Bahasa Indonesia sebagai perekat persatuan antara budaya bangsa
 Sesuai dengan pilar pendidikan karakter Rasa hormat dan Kewarganegaraan, maka sebagai warga negara yang baik kita harus menghormati kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang dipergunakan untuk berkomunikasi. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan konflik antara dua etnis berbeda agar tidak melanggar SARA (suku, agama, ras dan budaya). Lidah tak bertulang, unkapan ini erat dengan fenomena kesalahpahaman dalam berbahasa. Dua etnis yang berbeda terkadang memiliki beberapa kosa kata yang sama namun arti yang berbeda, untuk itu bahasaINdonesia sebagi bahasa persatuan ditujukan agar kesalahpahaman itu tidak terjadi.
4.2. Eksitensi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi
Seiring dengan perkembangan zaman, pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser karena digantikan oleh pemakaian bahasa asing. Penggunaan bahasa asing yang semakin marak  merupakan ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa. Cintailah bahasa Indonesia bukan hanya dengan ucapan, melainkan dengan perbuatan yang nyata, yaitu selalu ingin menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikan perhatian kepada bahasa Indonesia, kalau perlu mendalaminya lagi sekiranya merasa bahwa penguasaan bahasa kita kurang. Harus selalu berhati-hati dalam bertutur dan menggunakan bahasa tulis, apalagi bila kita tergolong orang yang disebut kaum intelektual. Untuk dapat berbahasa dengan baik dan benar, harus memperhatikan situasi pemakaian dan kaidah yang digunakan. Dalam situasi resmi harus menggunakan bahasa Indonesia yang mencerminkan sifat keresmian yaitu bahasa baku, dan dalam situasi yang tidak resmi atau santai tidak seharusnya menggunakan bahasa baku.

                                                                                                                                       11
Bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi itu adalah bahasa yang cocok atau sesuai dengan situasi itu. Jadi, dengan bahasa Indonesia yang baik belum tentu merupakan bahasa Indonesia yang benar, begitu juga sebaliknya bahasa Indonesia yang benar belum tentu merupakan bahasa yang baik karena semua itu bergantung pada situasi pemakaian dan kaidah yang berlaku. Tugas kita sekarang sebagai pengajar bahasa, pemerhati bahasa dan masyarakat Indonesia adalah mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sehingga jati diri bangsa Indonesia tetap tampak di mata dunia. Penggunaan bahasa asing dan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya wajar-wajar saja, tetapi harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang memungkinkan. Hal itu berarti kosakata bahasa Indonesia harus tetap digunakan dalam berkomunikasi hanya saja bahasa Indonesia perlu dimodernkan dan diupayakan sejajar dengan bahasa-bahasa lain di dunia.












                                                                                                                   12
BAB V
PENUTUP
            5.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu yang telah menyatu dengan bahasa daerah dan bahasa asing yang berkembang di Indonesia. Kedudukan bahasa Indonesia antara lain sebagai bahasa nasional dan bahasa negara sedangkan Pendidikan Karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Bahasa Indonesia memiliki peran penting terhadap pendidikan karakter sebagai berikut. 1) Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, 2) Bahasa Indonesia sebagai Faktor Pendukung Keberhasilan Suatu Bangsa, 3) Bernalar sebagi Proses Berbahasa, 4) Bahasa Indonesia sebagai Dasar-Dasar Penulisan Ilmiah di Perguruan Tinggi, 5) Bahasa Indonesia sebagai perekat persatuan anatr budaya bangsa.
5.2.  Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.




                                                                                                                                                13

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Minto.2007.Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: mata kuliah pengembangan kepribadian.Jakarta: PT Grasindo.
Zubaedi.2011.Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muslich, Mansur, I Gusti Ngurah Oka. 2010.Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi.Jakarta: Bumi Aksara.
Ermanto, Majusman.2011.Dasar-Dasar Imu Bahasa.Padang: UNP Press.
Wordpreess.pendidikan karakter: blogspot, (https://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/), diakses
Pascaunesa.http://pascaunesa2011.blogspot.co.id/2011/11/konstribusi-pendidikan-bahasa-indonesia.html
Academica.bahasaindonesia:https://www.academia.edu/8489370/PENGGUNAAN_BAHASA_INDONESIA_DALAM_KEHIDUPAN_SEHARI-HARI_MASYARAKAT_SUNDA_MAKALAH_Diajukan_Untuk_Memenuhi_Salah_Satu_Tugas_Mata_Kuliah_Bahasa_Indonesia
http://nobita09.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html










                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                14

  Ayan Menikahi Radha, Bagaimana Nasib Krishna? Perjalanan Cinta Radha Krishna masih berlanjut. Walaupun Radha telah menikah dengan Ayan, ...