Sabtu, 28 Oktober 2017

Sastra Populer



IDENTIFIKASI UNSUR ESTETIK NOVEL POPULER CHICKLIT
CRUSH ON YOU KARYA SHINTA YANIRMA


 

OLEH 

SITI RAMLAH RAM / 14017008
MIKE RATNA SARI / 15017008
SRI NURANI / 15017022
PEPI ADRIYAWATI / 15017072
VERA INTAN CAHYANI / 15017054
GUSWENDRA ISWANDI / 15017038
ANRE ANDOKO / 15017032





PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
201


TABEL IDENTIFIKASI DATA STRUKTUR ESTETIK
NOVEL POPULER CHICKLIT CRUSH ON YOU
KARYA SHINTA YANIRMA

No
Unsur
Substansi
Pembuktian/Penjelasan/Argumentasi
Penilaian
1.
Gaya Bahasa
Apakah penceritaan novel Crush On You karya Shinta Yanirma (1) mudah dimengerti, (2) menarik, (3) memiliki ciri-ciri khusus yang terpola, (4) mengandung sugesti estetik
Bahasa penceritaan novel Crush on You karya Shinta Yanirma mudah dipahami (secara umum mudah dimengerti karena menggunakan bahasa  tutur sehari-hari, khususnya bahasa Indonesia tuturan remaja.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Bilang aja ngambek gara-gara di tinggal naik travel sendiri, makanya jangan betah-betah ngejomblo, Ann.  (Halaman 4, paragraf 8 )

Terdapat pada kutipan berikut:
Tak  perlu menunggu lama untuk mendapatkan pesan balasan dari Bobby. Elena tersenyum puas. Ia segera berganti baju, mengambil tas selempang mungil dan pergi. (Halaman 29, paragraf 2)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Harusnya kamu bersyukur si ibu nggak sampai menginap di sini. Kalau sampai terjadi, pilihanya Cuma dua, kamu nginep di lemari baju atau aku harus menyeludup kan kamu keluar kosan saat tengah malam. (Halaman 69 paragraf 3)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Aduh, gue bikin anak orang jadi salah tingkah begini. Saran gue, lebih baik elo cerita. Dari pada gue berspekulasi lebih jauh? (Halaman 132 paragraf 6) 


Bahasa penceritaan novel ini juga menggunakan bahasa asing yang hanya dimengerti oleh remaja dan memerlukan kamus untuk melihat arti dari kata sing tersebut.
Untuk menguatkan argumen di atas, lihat kutipan berikut:
Keep dreaming, honey. (Halaman 27, paragraf 7)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne tersenyum. Boys look cool when they concentrate, pikirnya. (Halaman 95, paragraf 4)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Hari ini tanggal 29 April, it’s our first month anniversary, begitulah isi pikiran Anne pagi ini. (Halaman 44, paragraf 2)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
I’m a sucker for bad boy. (Halaman 208, paragraf 1)

Bahasa penceritaan pada novel ini menarik karena munculnya keinginan pembaca untuk membaca novel hingga akhir.
Untuk menguatkanargumen di atas, lihat kutipan berikut:
Robert Pattinson KW 1. Semacam versi Asia-nya begitu. (Halaman 4, paragraf 3)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Gue Cuma mau berpesan, lo jadi orang jangan terlalu pesimis. Masa depan itu rahasia. Yang penting elo nggak menyia-nyia kan apa yang ada hari ini. (Halaman 30, paragraf 6)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne berusaha mencari figur ayah diantara sekian banyak figura yang menghiasi dinding ruang makan, tetapi ia tidak yakin ada foto ayah Bobby di sana.Anne menyadari, sejak tadi tidak ada seorang pun di mejamakanitu yang mengangkat topic pembicaraan tentang itu. (Halaman 51, paragraf 2)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne ingin mendengar Bobby berjanji akan selalu memperjuangkannya. Ia ingin Bobby segera lulus, lalu bekerja satu kota dengannya. (Halaman 116, paragraf 2)

Gaya penceritaan dalam novel ini memiliki ciri khusus bahwa penceritaan yang terpola misalnya mengabaikan kata baku (standar dalam bahasa Indonesia). Istilah yang hanya   dimengerti kalangan tertentu.
Untuk memperkuat argumen di atas, lihat kutipan berikut:
Gue serius, Ann. Kan elo sendiri yang bilang kalau bokap lo tuh never gives something for nothing. (Halaman 8, paragraf 3)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Lah, kok lo belum jadi pesan? Obrolan kita udah kayak juri Master chef begini. (Halaman 45, paragraf 8)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Toh, nggak ada manusia yang sempurna, Mbak yu. (Halaman 181, paragraf 3)

Bahasa penceritaan  novel Crush on You karya Shinta Yanirma mengandung sugesti estetik, karena pembaca bersimpati pada tokoh Bobby dan Anne, sedangkan pada tokoh bapak Bobby dan bapak Ane, pembaca beranti-pati.
Untuk memperkuat argumen di atas, lihat kutipan berikut:
Bukan urusanku.” Ayah mengibaskan tangannya. Tanpa disangka, tubuh Bunda oleng, lalu menabrak pajangan.  (Halaman 168, paragraf 9)


Terdapat juga pada kutipan berikut:
Bobby memeluk Bunda yang masih menangis. Hati Bobby terenyuh.Seumur hidupnya, belum pernah ia melihat Bunda menangis seperi itu. (Halaman 170, paragraf 2)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Ia tengah hamil muda. Hubungannya dengan Bapak sudah berlangsung selama kurang lebih tiga tahun. (Halaman 176, paragraf 3)

Terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne tidak habis pikir bahwa dua  peristiwa yang seolah menariknya keujung kutup berbeda dapat terjadi pada hari yang sama. (Halaman 177, paragraf 1)


2.
Sudut Pandang
Dimanakah posisi pencerita (narator) di dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma (1) menceritakan diri sendiri, (2) menceritakan orang lain, (3) dalam penceritaan lebih menekankan pada aspek siapa atau pada aspek apa yang diceritakan
Posisi pencerita (narator) di dalam novel Crush On You Karya Shinta Yanirma adalah menceritakan orang lain atau memakai sudut pandang orang ketiga.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Seorang mahasiswi berjalan memasuki halaman pool travel. Sebuah ransel besar tergantung dipundaknya, tanda ia akan menginap untuk beberapa hari. Ia melirik jam tanganya. Tinggal beberapa menit sebelum waktu berangkat. (Halaman 2 , paragraf 1)
           
terdapat juga pada kutipan:
Anne bingung. Sebelum ia sempat bertanya lebih lanjut, Bobby mengusir kedua adiknya yang tertawa cekikian.” (Halaman52 ,paragraf 3)

Dan terdapat  pada kutipan :
Tanpa perlu kata-kata, keduanya berjanji. Tidak aka nada lagi yang menyerah danpergi. Bobby dan Anne tidak tahu bahwa dibalik tirai jendela ruang tengah, Bunda sedang  mengamati mereka. (Halaman 237, paragraf 4)
Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa sudut pandang yang digunakandalam novel ini  adalah sudut pandang orang ketiga yaitu menceritakan orang lain.

Dalam novel Crush On You Karya Shinta Yanirma penceritaan lebih menekankan pada aspek kisah perjalanan cinta Anne dan Bobby.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Mengenai pendapat teman-temannya  tentang Bobby, Anne tidak ambil pusing. Iahanya tersenyum, lalu buru-buru angkat kaki dari lokasi pembicaraan. (Halaman 43, paragraf 1)

Terdapat juga pada kutipan:
Anne ingin mendengar Bobby berjanji akan selalu memperjuangkanya. Ia ingin Bobby segera lulus, lalu bekerja satu kota denganya. (Halaman 119, paragraf 2)

Juga terdapat pada kutipan:
Bobby tergelak. Kali ini, ia bicara   sungguh-sungguh,” Anne makasih banyak buat semua yang udah kamu lakukan ke aku selama empat bulan terakhir ini. Aku nggak akan pernahl upa”. (Halaman 140, paragraf 8)

Dalam kutipan di atas jelas bahwa pengarang menekan pada aspek kisah perjalanan cinta antara Anne dan Bobby.


3.
Tokoh
Apakah tokoh novel Crush On You karya Shinta Yanirma teridentifikasi secara (1) fisik, (misalnya kondisi tubuh, wajah, nama, usia, dll.), (2) pshikis (peramah, pemarah, santun, nakal, dll.), (3) interaksi sosial (tindakan dan ucapan), (4) status sosial (ekonomi, pendidikan, dll).
1.      Tokoh Anne
Tokoh  Anne dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma teridentifikasi secara,
a.Fisik
Secara fisik tokoh Anne Prameswari di dalam novel tidak teridentifikasi.

c.Psikis
Secara psikis tokoh Anne Prameswari merupakan seorang wanita  yang pemalas, baik hati, keras kepala dan pencemburu.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Oh ya, mau minum apa?” Anne baru sadar tamunya belum disuguhi apa pun.
“Apa aja. Nggak usah repot-repot.”
Sementara Anne pergi ke dapur, berbagai skenario berkecamuk di kepala Booby. Aku sudah sampai di sini. Will she say ‘yes’? semoga waktunya tepat, pikirnya. (Halaman 33, paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut “
“Aku tulis surat seromantis itu buat kamu, tapi yang jadi perhatian kamu Cuma reinkarnasi dan Kera Sakti?” (Halaman 56, paragraf 5)

terdapat juga pada kutipan berikut :
Waktunya selama seminggu ini kebanyakn dihabiskannya untuk menonton drama serial dan variety show asing. Tidak tanggung-tanggung, ia dapat menonton sampai dengan lima episode per hari dnegan durasi tayangan 40-60 menit per episode. Sedangkan, skripsinya hanya dikerjakan sepanjang satu paragraf per hari.
(Halaman 61, paragraf 1)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne melongos. “Masih pakai sergam saja udah genit”.
Boby tak kuasa menahan tawa. Ia merangkul Anne. “Nasib kamu punya pacar ganteng. Yang sabar, ya.”
(Halaman 79, paragraf 2)





c.Interaksi sosial
Tokoh Anne berinteraksi sosial dengan bertindak secara spontan dan bertanggungjawab. Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Anne menatap Bobby sesaat, lalu membalikan badan. Namun, Bobby menahan lengan Anne untuk mencegahnya pergi. “Kamu perlu tahu aku Cuma melakukan ini ke kamu, Ann. Karena, aku peduli tentang kamu.”
Anne mendongak. Menemukan Bobby yang sedang menatapnya Sungguh-sungguh. (Halaman 21, paragraf 5)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Berbagai proyek yang ditangani Anne membuatnya lembur sampai larut malam dan meeting hampir setiap hari. keinginan Anne terwujud. Di tengah kesibukannya, ia nyaris tidak dapat menemukan ruang untuk kenangan masa lalunya dengan Bobby.  (Halaman 165, paragraf 3)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne tersenyum. Namun, saat pikiran mengusik benaknya, “Eh, kalau kamu dulu pernah magang di biro konsultan, kenapa kamu nggak kerja di sana? Kenapa pilih jadi sopir travel.” (Halaman 82, paragraf 5)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Aku belum bisa memaafkan yang itu selama kamu nggak memberi tahu alasannya. Kenapa, Bob? Apa sulitnya memberitahu aku?” Anne berkata lirih. (Halaman 229, paragraf 1)

d.Status sosial
Status sosial tokoh Anne  yaitu seorang mahasiswa semester akhir yang sedang memperjuangkan gelar sarjana, anak tunggal dan seorang karyawan di salah satu perusahaan konsultan.
Untuk memguatkan argumen diatas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Anne adalah anak tunggal dari Bapak dan Ibu. penyakit tumor dinding rahim, lazim disebut miom, yang diderita Ibu saat usianya menginjak tiga puluh tahun menggagalkan rencana selamanya B
apak dan Ibu untuk memberi adik untuk Anne. (Halaman 6-7, paragraf 3)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Angkot menepi. Setelah membayar dengan uang pas, Anne bergegas menuju perkuliahan. Tinggal lima menit sebelum jam masuk kelas. Minggu lalu, beberapa teman sekelasnya terpaksa gigit jari karena diusir oleh dosen akibat terlambat tiga menit.  ( Halaman 39, paragraf 3)

terdapat juga pada kutipan berikut:
“It’s okay. Sebagai gantinya, kamu bisa jalan kodok keliling lantai satu buat bikin aku senang. ” Anne tersenyum jail.
(Halaman 48, paragraf 7)

terdapat juga pada kutipan berikut :
Anne mengangguk sambil mengacungkan jempol. Yang dimaksud Mbak Erna dengan “si MALIN” yaitu Pt Malpalm International, perusahaan kelapa sawit asal Malaysia yang menguasai ratusan ribu hektare kebun kelapa sawit di Kalimantan Timur. Enam bulan lalu, Anne memang penah mendengar berita tentang gugatan Greenpeace International kepada PT Malin yang diduga melakukan pembantaian orang utan dan membuka kawasan hutan konservasi untuk dijadikan kebun kelapa sawit. Akibatnya, PT MALIN dikenai sanksi oleh banyak pihak. Oelah karena itu, PT MALIN menggunakan jasa Withelist Consulting untuk memperbaiki reputasinya.  (Halaman 164, paragraf 4)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne Cemberut. “Baru juga memelihara satu jenis burung, udah sok-sokan jadi pawang hewan paling tahu sedunia.”
(Halaman 234, paragraf 5)

2.      Tokoh Bobby
Tokoh  Bobby dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma teridentifikasi secara,
a.Fisik
Secara fisik tokoh Bobby merupakan seorang pria yang tampan, ia diibaratkan seperti Robert Pattinson KW1.Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Elena, lo nggak akan percaya siapa yang jadi sopir travel yang tadi gue naiki sewaktu pulang ke Jakarta!”Khusus saat menelepon Elena. Anne hampir tidak pernah mengucapkan kata sapaan.
“Siapa?”Suara di seberang telepon terkesan acuh tak acuh.
Anne menahan napas. “Robert Pattinson KW1. Semacam versi Asia-nya gitu.” (Halaman 4, paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Elena merasa Bobby adalah sosok yang karismatik... dan tentu saja ganteng.
(Halaman 11, paragraf 3)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
“...sopir travel-nya ada yang ganteng, lho. Siapa tahu dia lagi jadwal nyopir. Nih, gue punya nomor handphone-nya. Lo SMS aja, pasti dibals.” Tiga mahasiswi baru itu cekikikan.  (Halaman 19, paragraf 8)

b.Psikis
 Secara psikis tokoh Bobby merupakan seorang pria  yang perhatian, baik hati, pekerja keras dan humoris.

Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Bob, aku udah nggak apa-apa, kok.”
“Kalau memang nggak apa-apa, masa iya tadi kamu sampai pingsan begitu.”Bobby menyahut sambil membuatkan teh manis panas untuk Anne. (Halaman 63, paragraf 5)

terdapat juga pada kutipan berikut :
“Aku nggak keberatan kok kalau disuruh menginap di tempat kos kamu. Yah, biarpun Cuma dikasih jatah di lemari,” bobby menggoda Anne.
Anne melotot. “Bobby! Tadi aku serius ketakutan, tahu.”
“Hahaha. Santai, Sayang. Badai sudah berlalu.” Bobby nyengir.  (Halaman 69, paragraf 4)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Bobby menunjuk ke jalan sekeliling cottage yang gelap gulita.. “Mau cari ke mana ? yang ada malah nanti jadi uji nyali.” (Halaman 128, paragraf 3)

dan terdapat juga pada kutipan berikut :
Di Bandung, Bobby berusaha giat untuk keluar dari bangku kuliah yang sempat ditinggalkannya selama setahun. Tak lupa, Bobby masih menjadi tulang punggung bagi Bunda, Nike, dan Melanie. (Halaman 148, paragraf 1)

c.Interaksi social
Tokoh Bobby berinteraksi sosial dengan bertindak secara spontan ramah dan bertanggungjawab. Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Bobby tertawa kecil. “Nggak apa-apa. Oh ya, ngomong-ngomong kamu udah makan siang? Saya belum, nih, dan lapar banget. Kamu mau ikut?” (Halaman 11, paragraf 6)
terdapat juga pada kutipan berikut:
Bobby terkejut mendapati Elena di sebelahnya. “Temannya Anne, kan? Bukannya kamu seharusnya sudah berangkat?”
Elena tertawa, “Tadi aku booking buat adik aku.” (Halaman 25, paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut:
“Enggak. Tapi motor aku,” kata Bobby sambil menunjuk ke arah parkir sepeda motor,”bakal membawa kamu ngebut ke Jalan Bengawan No.38.Ttumpengan. Makan malam dengan nasi kuning superenak buatan Bunda, spesial disiapkan bagi yang baru sarjana.”
(Halaman 114-115 paragraf 5)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Bobby meminta tenggang waktu kepada Pak Heryawan terkait keputusannya untuk dipindahkan ke Jakarta. bobby beralasan ada urusan keluarga yang harus diselesaikannya ke kantor polisi. Di luar dugaan nama ayah sudah masuk ke daftar pencarian orang di kantor polisi. (Halaman 174, paragraf 1)

d.Status sosial
Status sosial tokoh Bobby  yaitu seorang mahasiswa semester akhir  yang sedang memperjuangkan gelar sarjana  dan merupakan anak sulung.
Untuk menguatkan argumen diatas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Anne bingung. Sebelum ia bertanya lebih lanjut, Bobby buru-buru mengusir kedua adiknya yang tertawa cekikikan. Bunda permisi untuk menemani Melanie meyelesaikan pekerjaan rumah di sekolah. Nike pun undur diri karena harus belajar untuk ulangan harian esok hari.  (Halaman 52, paragraf 1)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Empat bulan berlalu. Tanpa Anne satu-satunya motivasi bagi Bobby adalah keluarga. Dengan motivasi itulah, Bobby dapat melalui sidang tugas akhir dengan cemerlang pada Januari tahun berikutnya. Jam tidurnya yang berkurang drastis selama dua buan mengerjakan studio tugas akhir diganjar hasil yang setimpal.
( Halaman 160, paragraf 1)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Bobby bersiul.”Wow, belum resmi balikan ajah kamu udah posesif.” Mendengarnya, Anne lalu berdirilalu mengambil ancang-ancang untuk masuk ke rumah.
Dengan sigap, Bobby ikut berdiri dan menahanlengan lengan Anne, “Bercanda. Duduk dulu ya, dengarkan penjelasan aku.” Anne menurut walau dengan berat hati. Ia kembali duduk di tempatnya semula.  (Halaman 230, paragraf 2-3)

3.      Tokoh Ibu
Tokoh  Ibu dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma teridentifikasi secara,
a.Fisik
Secara fisik tokoh Ibu  tidak tridentifikasi.
b.Psikis
Secara psikis tokoh Ibu merupakan seorang wanita  yang perhatian, baik hati, tegar dan kuat. Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Ketukan di pintu kamar menyadarkan Anne dari lamunanya.“Anne makan malam dulu, Nak.” Ibu menyapa lembut.
(Halaman 6, paragraf 1)

terdapat juga pada kutipan berikut :
“Kok baru pulang, sayang?” Ibu bertanya sambil menyuruh Anne masuk.
(Halaman 175, paragraf 2)


dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Ibu tidak dapat menahan tangisnya lebih jauh lagi. Anne trenyuh melihat tangis perempuan yang telah melahirkannya itu. dibimbingnya langkah Ibu dengan hati-hati agar tidak menginjak pecahan kaca, didudukannya Ibu di sofa ruang tengah, lalu Anne mengambil air minum Ibu menerima gelas dan tisu yang disodorkan Anne dan mulai bercerita.
“Bapakmu nikah lagi.” (Halaman 176, paragraf 2)

c.Interaksi sosial
   Tokoh Ibu berinteraksi sosial dengan bertindak secara ramah dan penuh kasih sayang.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Selamat ya, Anne Sayang.... Ibu benar-benar bangga sama kamu.”Ibu berkata dengan lirih.(Halaman 175, paragraf 6)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Ibu menjawab mantap, “Ibu mau minta cerai. Kamu dukung Ibu kan Anne?”
 (Halaman 177, paragraf 3)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Ibu menghela nafpas. Pandangannya mengarah ke langit-langit, seakan berusaha mengingat ujung benang dari cerita yang kusut masai. “Sudah sejak lama Ibu melihat tanda-tanda, Sayang.”. Anne menggengam tangan Ibu. Berusaha menyalurkan sedikit kekuatan. (Halaman 176, paragraf 2)







d. Status sosial
Status sosial tokoh Ibu  yaitu seorang istri sekaligus Ibu dari anaknya.
 Untuk memguatkan argumen diatas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Bergandengan tangan, mereka berdua menuruni tangga. Tampak Bapak sudah menunggu di meja makan di tengah ruangan yang luas tapi lengang itu. suara jangkrik dan tonggeret. Sayup-sayup terdengar dari halaman belakang. Seperti biasa, suasana makan malam dengan Bapak selalu kaku. Anne merasa setiap gerak-geriknya tidak luput dari pengawasan Bapak. (Halaman 6, paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut:
“Ke luar kota lagi, Mas? Kasihan sopir kita, tadi malam kan, baru pulang menyopiri Mas dari seminar di Wonosobo.”
Isterinya menghela napas. Ia sudah beradaptasi dua puluh tiga tahun terhadap sikap keras suaminya,”Aku ikut.” Setelah berkata demikian, Ibu keluar rumah menghampiri sopir keluarga yangs sedang mencuci warna hitam yang sellau sipakai Bapak. Ibu memberi tahunya agar segera bersiap-siap untuk membawa majikannya ke Bandung. (Halaman 68, paragraf 5-7)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
“Ibu nggak apa-apa?”
Hening. Tetapi, Anne bisa merasakan Ibu menggeleng.
“Dulu waktu kamu masih TK,”Ibu berkata, pandangannya melayang-layang ke langit-langit kamar, “kamu sering bergadang demi menunggu Bapak kalau dia baru pulang dari dinas luar kota. Membawa bantal, selimut, dan boneka, lalu tidur di depan televisi. Mau Ibu marah berapa kali pun,, kamu tetap bersikukuh tidur di sana. ”
(Halaman 178, paragraf 4-5)

4.      Tokoh Bapak  Pranoto
Tokoh  Bapak Pranoto dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma teridentifikasi secara,
a.Fisik
Secara fisik tokoh Bapak Pranoto tidak teridentifikasi.

b.Psikis
Secara psikis tokoh Bapak Pranoto merupakan seorang pria  yang posesif, angkuh  dan otoriter. Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Sebelum pergi, Bapak mngeucapkan kalimat terakhirnya,  “ Kamu teruskan hubungan kamu dengan sampah itu, kamu bukan anak Bapak.” (Halaman 70, paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut :
Bapak terdiam sejenak.”Aku curiga Anne sudah satu bulan ini tidak pulang ke rumah.”
Istrinya mengangkat muka dari buku yang sedang dia baca.
 “Tenang Pak. Bukankah Anne sendiri yang bilang dia sedang sibuk menyelesaikan skripsi?”
“Dari dulu, ia juga selalu sibuk. Ikut organisasi dan berbagai macam lomba. Tap, tidak pernah sampai absen pulang selama satu bulan.”
(Halaman 68, paragraf 1-3)

terdapat juga pada kutipan berikut:
 Pranoto memandang ke sekeliling ruangan dengan angkuh. Lalu, matanya menatap Bobby.”Saya ingin bicara empat mata. Ini tentang Anne. Puteri saya satu-satunya.”suara itu tegas.
(Halaman 151,  paragraf 3)

dan juga pada kutipan berikut:
“Maksud Pak Pranoto?”
“Coba kamu berkaca. Lihat posisi kamu dan posisi anak saya sekarang. Anne sudah melangkah jauh di depan, sedangkan kamu masih terseok-seok. Memangnya kamu mampu, minimal untuk menyamainya?” Bapak bertanya dengan nada tenang tapi menusuk.
(Halaman 152, paragraf 1)

c.Interaksi sosial
Tokoh Bapak Pranoto berinteraksi sosial dengan bertindak secara spontan dan bertanggungjawab. Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Selamat pagi. Kita pernah bertemu sebelumnya. Perkenalkan, saya Pak Pranoto.” Bapak Anne berbicara dengannada tenang yang formal, lalu mengulurkan tangan dengan wibawa. (halaman 151, paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Bapak ikut menaiki tangga. “Kamu masih butuh Bpaka, Anne. Setidaknya untuk wali nikahmu kelak.”
Anne berhenti melangkah. Ia memutar badan untuk menghadapi Bapak yang berjarak beberapa anak tangga di bawahnya. (Halaman 219, paragraf 2)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Bapak berkata lirih, “Kamu perlu mendengarkan permintaan maaf dari Bapak.”
Anne memutar bola matanya, “Saya nggak butuh,” ia menoleh ke Bapak, “Krena saya tahu Anda tidak sungguh-sungguh.”
“Bapak memang harus meminta maaf akan apa yang telah Bapak lakukan kepada ibumu. Tapi, apa yang Bapak akan katakan sekarang ini tentang Bobby. Kejadiannya kira-kira setelah diwisuda.” (Halaman 218, paragraf 3)


d.Status sosial
Status sosial tokoh Bapak Pranoto yaitu seorang pensiunan salah satu perusahaan migas multinasional di Indonesia. Untuk memguatkan argumen diatas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dua tahun lalu, Bapak berhenti dari jabatannya sebagai business development manager di salah satu perusahaan migas multinasional yang beroperasi di Indonesia. Ia memilih untuk pensiun dini pada usianya yang kelima puluh lima. (Halaman 6, paragraf 3)

terdapat juga pada kutipan berikut:
“Urban Travel.” Bapak mengangkat sebelah sudut bibirnya, “adalah bisnis sampingan sahabat saya. Kebetulan, saya ikut menanamkan modal di sana.” Ada penekanan pada kata “sampingan.”
Bobby terdiam. Harga  dirinya terusik. (Halaman 151, paragraf 6)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Bapak menghela napas. Ia tahu betul, sifak keras kepalanya menurun ke Anne. “Maafkan Bapak, Nak.” (Halaman 219, paragraf 5)

5.      Tokoh Elena
Tokoh  Elena dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma teridentifikasi secara,
a.Fisik
Secara fisik tokoh Elena tidak teridentifikasi.

b.Psikis
Secara psikis tokoh Elena merupakan seorang wanita  yang perhatian, baik hati, dan rasa ingin tahunya tinggi. Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Seriusan ?Bokap lo ngasih ultimatum lulus? Luar biasa. Coba bandingkan dengan bokap gue. Kayaknya bokap gue udah sangat bersyukur melihat anaknya ini punya keinginan kuliah.”
Cerocos Elena sambil menggeleng-gelengkan kepala. Tak habis pikir. (Halaman 7, paragraf 4)

terdapat juga pada kutipan berikut :
Sebelum Elena sempat melakukan apa-apa. Anne jatuh pingsan di sofa ruang tamu. Elena panik. Seluruh penghuni teman kos telah meninggalkan kamarnya masing-masing,. Hanya Anne dan Elena di sana. Dalam situasi itu, Elena segera menelpon Bobby untuk meminta bantuannya.  (Halaman 62, paragraf 4)

terdapat juga pada kutipan berikut :
“Baru pacaran tiga setengah bulan and you’ve slept with him already?” Tanpa sadar, Elena bertanya dengan volume suara terkeras yang bisa dilakukan oleh pita suara dan diafragmanya. (Halaman 131, paragraf 3)

dan terdapat juga pada kutipan berikut :
 “Jadi, Bapak adalah penyebab Bobby dulu mutusin lo?”Elena menatap sahabatnya itu dengan tidak percaya. Anne mengangguk lemah, pada minggu itu. tadi, malam Anne menginap di rumah Elena untuk membantu menyiapkan akikah anak pertama Mas Firman, kakak Elena satu-satunya.  (Halaman 219, paragraf 6)

c.Interaksi sosial
Tokoh Elena berinteraksi sosial dengan bertindak secara spontan ramah dan spontan.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Jadi, lo mau apa? Droup out?” Elena nyeletuk asal.
“Boleh. Paling gue diusir dari rumah.”
“Gue siap menampung, kok,” ujar Elena dengan ekspresi dibuat-buat.
(Halaman 27, paragraf 2)
terdapat juga pada kutipan berikut:
Tahu nggak, gue paling nggak habis pikir sama tren rainbow cake. Cuma modal adonan supermanis, pewarna makanan tujuh biji, dan whipped cream murahan, tapi laris manis. Belum lagi produsen nakal yang pakai pewarna tekstil biarr warna pelanginya mentereng,” celetuk Elena  
(Halaman 45, paragraf 5).

terdapat juga pada kutipan berikut :
Elena mengangkat bahu sambil tersenyummenjengkelkan. Akan tetapi, namanya bukan Elena kalau hanya berhenti sampai di situ. “Elo benar-benar sayang sama Bobby, ya?Gue nanya serius.” (Halaman 133, paragraf 3)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Elena menghela napas, “Masalahnya, gue nggak lihat Anne sekarang bahagia, Bob. Dia lagi melewati masa suli. Orang tuanya bercerai.”  (Halaman 216, paragraf 3)

d.Status sosial
Status sosial tokoh Elena   yaitu seorang mahasiswa semester akhir  yang sedang memperjuangkan gelar sarjana  dan sahabat Anne.Untuk memguatkan argumen diatas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Makanya, janga percaya sama film drama, Ann. Itu semua propaganda buat mencuci otak cewekk-cewek lugu macam elo,” Elena menanggapi santai sambil menyeruput Belgian hot chocholate pesanannya. (Halaman 133, paragraf 1)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Tiba-tiba Elena berlari melintasi lantai satu. “Anne!”Kepalanya yang baru dikeramasi dan masih terbungkus handuk menyembul dari pintu.
“Ups,”Elena menyadari ia muncul pada saat yang tidak tepat. “Lanjutin aja.”
 ( Halaman 139, paragraf 4)

terdapat juga pada kutipan berikut :
“Jadi, gimana kabar Rama?” seperti biasa, Elena selalu haus berita terbarutentang percintaan sahabatnya itu. (Halaman 188, paragraf 1)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
“Ini kali terakhir. Kalau lo memang sayang sama sahabat gue, lo akan berusaha. Lo seharusnya memperjuangkan. Nggak perlu didorong terlebih dahulu. Man up, Dude.” (Halaman 216, paragraf 1)

6.      Tokoh Bunda
Tokoh  Bunda dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma teridentifikasi secara,
a.Fisik
Secara fisik tokoh Bunda tidak teridentifikasi.

b.Psikis
Secara psikis tokoh Bunda merupakan seorang pria  yang perngertian, terbuka, dan selalu ingin tahu perkembangan terbaru ank-anaknya.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Oh ini yang namanya Anne? Cantik.” Kali ini Bunda memeluk Anne dengan hangat. Bunda cantik, baik pula. Lucky me, pikir Anne.
(Halaman 50, paragraf 4)

terdapat juga pada kutipan berikut :
“Wah, Anne sudah jadi sarjana, ya? Selamat ya, Sayang. Hebat!” puji Bunda sambil memeluk Anne. Lalu, Bunda melirik Bobby, “inggal Bobby ajah nih belum lulus.” Bobby berlagak tidak mendengar ucapn Ibunya. (Halaman 63, paragraf 5)


dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Bunda memberi isyarat tanda tidak setuju. “Minggu lalu, tepat dua tahun dia sudah pergi dari kita, Bob. Setelah berkali-kali mengurungkan niat, kali ini, Bunda akan menggugat cerai ayahmu.”
(Halaman 171, paragraf 6)


c.Interaksi sosial
   Tokoh Bunda berinteraksi sosial dengan bersikap ramah. Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Masuk, yuk,” ajak Bunda. Bunda mendahului masuk ke rumah.
 (Halaman 50, paragraf 5)

terdapat juga pada kutipan berikut:
“Assalamualaikum.” Bobby berseru di depan pintu rumah.
Hanya butuh beberapa detik pintu rumah itu dibuka. Sesosok perempuan yang masih terlihat cantik dalam usianya yang menginjak empat puluh tujuh tahun membukakan pintu. Ia tersenyum ramah sambil membalas salam Bobby.
(Halaman 49-50, paragraf 6-7)

dan terdapat juga pada kutipan berikut :
Bunda berusaha mengendalikan diri dihadapan kedua anak perempuannya. “Kalian ganti baju dulu sana.”
(Halaman 170, paragraf 6)

d.Status sosial
Status sosial tokoh Bunda  yaitu seorang istri dan Ibu dari anak-ananya. Untuk memguatkan argumen diatas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Mas, apakah itu akta rumah? Mas mau berbuat apa?” Bunda bertanya dengan suara pelan.
( Halaman 168, paragraf 5)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Bunda menggeleng. “Buat apa, Bob? Hanya membuat kita repot dan semakin malu. lagi pula, mengurus perkara legal di sini tidak ada yang gratis.”
(Halaman 170, paragraf 8)

dan terdapat juga pada kutipan berikut :
Bunda menatap Bobby dengan sendu. Lalu, ia teringat sesuatu, “Eh, tadi kamu mau bilang ‘sedang jauh?’ memangnya, kamu mau ke mana?”
(Halaman 171, paragraf )


4.
Latar
Bagaimanakah (1) latar tempat. Waktu, dan suasana novel Crush On You karya Yanirma (2) apakah latar (tempat, waktu, suasana) yang digunakan di dalam novel Crush On You karya Shinta Yanirma sesuai dengan logika cerita dan membantu menonjolkan masalah utama yang ingin dikemukakan
Novel ini memiliki latar tempat umum di Jakarta dan di Bandung ,dan latar tempat  khusus terdapat di Urban Travel , di Rumah Kos Anggrek, di Bandung , di Ciwidey , dan di kampus.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut :
Anne menghempaskan badan diatas tempat tidurnya di Jakarta. Tempat itu absen di tiduri selama dua minggu. ( Halaman 3, paragraf 6)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Siang itu,Elena dan Anne makan siang bersama. Selepas lulus , Elena bekerja di Jakarta sebagai staf akuntansi sebuah perusahaan multinasional bidang nutrisi. (Halaman 188. Paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Tempat kos Anne dan Elena terletak di Dago kanayakan Rumah Kos Anggrek, Begitulah namanya, terdiri dari empat lantai. ( Halaman 16, paragraf 1)

Dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Seorang mahasiswi berjalan memasuki halaman pool travel. Sebuah ransel besar tergantung di pundaknya. ( Halaman 2, paragraf 1)

Novel ini juga memilki latar waktu sebagai berikut: pada tahun 201, siang hari, Bulan Mei, Senin pertama di bulan Juli, dan bulan purnama.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Tapi, pada tahun 2012 , hanya cukup untuk membayar satu porsi pancake dan segelas es teh manis di Lifestyle cafe; atau satu potong chocolate lava cake dan satu buah cup cake di Bakery kecil. (Halaman  40, paragraf 1)

terdapat dilihat pada kutipan berikut:
Siang itu, Elena dan Anne makan siang bersama. Selepas lulus, Elena bekerja di Jakarta sebagai staf akuntansi sebuah perusahaan multinasional bidang nutrisi. (Halaman 188, paragraf 2)

terdapat juga dalam kutipan berikut:
Bulan Mei menandakan tibanya hari-hari cerah, di Kota Bandung. ( Halaman 78. paragraf 1)

terdapat juga dalam kutipan berikut:
Hampir pukul 07.00 pada hari Senin pertama di bulan Juli. Cermin besar yang tertanam di pintu lemari memantulkan bayangan Anne. (Halaman 110, paragraf 3)

Dan terdapat pada kutipan berikut:
Malam itu, bulan purnama bersinar terang ibarat koin emas yang digantung di langit. (Halaman 127, paragraf 6)

Novel ini memiliki latar suasana sebagai yang bermacam-macam seperti berikut: Senang, menegangkan, menyedihkan, bahagia.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
I do.” Anne menjawab dengan mantap. Dia kemudian melirik kalender.”tanggal anniversary kita 29 Maret dong?”. (Halaman 36, paragraf )

Terdapat pada kutipan berikut:
Pranoto memmandang ke sekeliling dengan angkuh. Lalu matanya menatap Bobby. “saya ingin bicara empat mata. Ini tentang Anne putri saya satu-satunya.” Suara itu tegas. ( Halaman 151, paragraf 3)
Terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne memunguti lembaran-lembaran tisu yang basah oleh air mata dan tersebar di tempat tidur. Dalam satu jam, ia telah menghabiskan satu gulung tisu untuk menangis. (Halaman 157, paragraf 5)

Dan terdapat juga pada kutipan berikut:
 Tanpa perlu kata-kata, keduanya berjanji. Tidak akan lagi yang menyerah dan pergi  (Halaman 237, paragraf 4)

Latar tempat, waktu, suasana yang digunakan dalam novel ini sesuai dengan logika cerita dan membantu menonjolkan masalah utama yang dikemukakan. Untuk menguatkan argumen dapat kita lihat pada kutipan berikut:
Anne tersenyum balik. Mengulurkan tangannya.”Anne. sering nyetir dari pool di sini, Bob? Kebetulan, aku pelanggan setia, rumah di sini soalnya. ( Halaman 5, paragraf 4)

Terdapat pada kutipan berikut :
Kali ini, Anne memperjuangkan keinginannya untuk kedua kali. Anne tidak bisa membayangkan rasanya kehilangan Bobby hanya karena Bapak tidak merestui hubungan mereka. ( halaman 71, paragraf 2)

terdapat juga pada kutipan berikut:
Anne tak kalah terkejut. “Bob....by?” lalu, ia sadar si perempuan sedang menatap ingin tahu kearahnya dan Bobby. (Halaman 194, paragraf 4)

dan terdapat juga pada kutipan berikut:
Tanpa perlu kata-kata, keduanya berjanji. Tidak akan lagi yang menyerah dan pergi. Bobby dan Anne tidak tahu bahwa dari balik tirai jendela ruang tengah, Bunda sedang mengamati mereka berdua sambil tersenyum. (Halaman 237, paragraph)


5.
 Alur
Apakah hubung kait antar peristiwa terasa padu dan berurutan berdasarkan logika cerita
Novel Crush On You karya Shinta Yanirma mendeskripsikan alur maju. Berawal dari cerita seorang mahasiswi yang bernama Anne, bertemu dengan Bobby sopir travel yang memiliki paras mirip Robert Pattinson, kata Anne. Tidak butuh waktu lama mereka berkenalan, kedekatan Anne dan Bobby sudah terlihat begitu dekat dan rasa cemburu Anne terhadap Bobby sangat jelas terlihat.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Makasih ya, Mas....”
Wajah itu tersenyum. “Bobby. Nggak usah pakai ‘Mas’.” Ia mengulurkan tangannya.
Anne tersenyum balik. Mengulurkan tangannya. “Anne. Sering nyetir dari pool di sini, Bob? Kebetulan, aku pelanggan setia di daerah sini soalnya.”
(Halaman 5, paragraf 3-5)

Mahasiswi tiga memberi saran, “Naik Urban Travel aja. Mereka punya pool di daerah sana, kok. Selain itu, biar gue kasih tahu...” cewek tak dikenal itu memelankan suaranya.
“...Sopir travelnya ada yang ganteng, loh. Siapa tahu dia lagi jadwal nyopir. Nih, gue punya nomor handphonenya. Lo sms aja, pasti dibalas.” Tiga mahasiswi baru itu terkikik. (Halaman 19, paragraf 6 dan 8)

Anne mengerutkan kening, lalu segera berlalu dari situ. Yang ada di kepalanya adalah ia ingin menghapus semua pesan selama satu bulan terakhir dari Bobby. Anne mengumpat dirinya sendiri yang terlalu berharap. I’m just another customer of his, pikir Anne sambil menenangkan hati.
(Halaman 20, paragraf 1)

Waktu pun berlalu begitu cepat, Anne dan Bobby saling memberikan perhatian. Pada saat Anne pingsan di Rumah Kos Anggrek, Bobby menemani Anne hingga Anne terbangun. Bapak Anne merasa cemas terhadap anak satu-satunya itu yang sekarang sudah jarang pulang ke rumah. Kemudian Bapaknya pun berangkat ke kota bersama istrinya, tepat di depan pagar Bapak melihat Bobby dan Anne sedang berpegangan tangan. Berawal dari sana Bapak tidak setuju Bobby mendekati Anne. Pak Pranoto berbicara empat mata kepada Bobby agar menjauhi Anne, dan semenjak hari itu Bobby mulai menjauhi Anne secara perlahan.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Anne bersiap mengantar Bobby sampai ke pagar. Dalam hati, Anne bersyukur Bobby merawatnya karena sekarang ia merasa jauh lebih sehat. Anne dan Bobby tidak tahu, sebuah mobil sedan hitam sedang menuju ke arah Rumah Kos Anggrek. Tepat saat Anne membukakan pintu pagar untuk Bobby, mobil itu berhenti di depan kosan. Jendelanya terbuka.
“Anne?” Penumpang di jok belakang mobil itu menatap Anne, lalu ganti menatap Bobby. Keduanya sedang berpegangan tangan.
Anne terkesiap. “Bapak?”
(Halaman 69, paragraf 7-9)
              
Bobby menelan ludah. “Ba... pak?”
“Selamat pagi. Kita pernah bertemu sebelumnya. Perkenalkan, saya Pak Pranoto.” Bapak Anne berbicara dengan nada tenang yang formal, lalu mengulurkan tangan dengan berwibawa.
Bobby berusaha menjabat tangan Bapak setenang mungkin. Meskipun ia tuan rumah, entah mengapa justru ia merasa tidak nyaman. “Ada yang bisa saya bantu?”
Pranoto memandang ke sekeliling ruangan dengan angkuh. Lalu, matanya menatap Bobby. “Saya ingin bicara empat mata. Ini tentang Anne, putri saya satu-satunya.” Suara itu tegas.
Selama beberapa saat,tidak ada yang bersuara. Baik Bobby maupun Pranoto, keduanya sama-sama diam.
“Pak Pranoto,” Bobby berusaha meluruhkan atmosfer kekakuan yang menyelubungi mereka, “Tahu alamat saya dari mana?

“Urban Travel.” Bapak mengangkat sebelah sudut bibirnya, “adalah bisnis sampingan sahabat saya. Kebetulan, saya ikut menanamkan modal di sana.” Ada penekanan pada kata “sampingan”.
Bobby terdiam. Harga dirinya terusik.
(Halaman 151, paragraf 1-8)

Melihat keadaan keluarga sudah berantakan. Pak Pranoto mencoba memberikan penjelasan kepada Anne mengenai Bobby yang selama ini telah menjauhi Anne karena sikap Bapak.
Untuk menguatkan argumen  di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Bapak memang harus meminta maaf akan apa yang telah Bapak lakukan kepada ibumu. Tapi, apa yang Bapak akan katakan  sekarang ini tentang Bobby.Kejadiannya kira-kira setelah kamu diwisudakan.”
Anne menoleh sekali ke arah Bapak. Ia tahu benar Bapak tidak pernah bercanda atau basa-basi. Anne mengalah,  “Anda punya waktu lima menit.”
Bapak menjelaskan. Anne terperangah. Anne tidak tahu apakah ia akan mempercayai kata-kata Bapak atau tidak. Namun, apabila itu benar, ia tidak percaya Bapak tega melakukan itu kepadanya dan Bobby. Yang ia tahu, lidahnya mendadakn kelu. Begitu Anne dapat menguasai emosinya, ia langsung menaiki tangga.
(Halaman 218, paragraf 7-9)
Bobby menunggu saat yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepada Anne, dan Bobby berharap Anne memaafkan kesalahannya yang telah meninggalkan Anne. Tanpa disengaja Bobby dan Anne bertemu di acara pernikahan Dina dan Randi, meskipun Anne berusaha menghindari Bobby tapi tetap saja Bobby berhasil membuat Anne berbicara. Inilah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Bobby. Dan pada akhirnya hubungan mereka pun bahagia kembali.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Anne mengalihkan pandangannya seakan ia tidak melihat Bobby.
“Ehm, gue permisi.” Anne berpamitan kepada teman-temannya. Ia memutuskan menjauhi Bobby.
Bobby datang tepat waktu. Bobby sengaja memblokir satu-satunya jalan kabur bagi Anne. Mereka berdiri berhadapan. Selama beberapa saat, keduanya bertatapan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Para undangan di sekitar mereka segera menyingkir sambil tetap menatap penuh rasa ingin tahu.
“Hai,” Bobby menyapa.
Anne membalas sapaan canggung itu dengan kata yang sama, “Hai.”
“Umm,” Anne merasa kikuk, “Kenal Dina juga?”
Bobby menggeleng. “Ada teman satu kos yang meminta bantuan. Dia sepupu dina.”
(Halaman 224, paragraf 2-8)

Anne jengah dengan sikap mereka berdua yang sama-sama menahan diri. Ia yakin Bobby tengah melirikkan topik pembicaraan yang sama dengan yang ada di pikirannya. “boleh aku bertanya tentang satu hal?”
“Apa pun,” bisik Bobby.
“Kenapa kamu menolong aku?”
“Karena aku peduli.”
Anne sedikit tidak percaya dengan jawaban yang lugas itu. “kenapa? Kali terakhir kamu bilang kamu peduli tentang aku, kamu pergi begitu saja.”
(Halaman 225, paragraf 8-12)

Bobby menatap Anne lekat-lakat. “jawaban buat pertanyaan kamu tadi, aku nggak bisa diam saja melihat perempuan yang pernah aku sayang diperlakukan secara semena-mena.”
(Halaman 226, paragraf 1)


6.
Tema
(1)Masalah apa saja yang menyebabkan tokoh-tokoh cerita berkonflik (masalah internal dan eksternal tokoh), (2) masalah yang paling dominan melibatkan tokoh dalam berkonflik 
Masalah yang paling dominan melibatkan tokoh berkonflik adalah masalah antara Anne dengan bapaknya, yang sejak dari awal cerita sampai akhir cerita selalu bertentangan.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat kutipan berikut:
Kamu terus kan hubungan kamu dengan sampah itu,kamu bukan lagi anak bapak.”
(halaman 70, paragraf  2)

Terdapat pada kutipan berikut:
 “Anne”. bapak memandang tajam
“Sudah selesaikan? Ayo kita pulang”. ia tidak suka melihat boby dekat anaknya (halaman 146, paragraf 2)

terdapat lihat pada kutipan berikut:
“Anne membalas dengan dingin “sesuai kesepakatan waktu di Jakarta,bapak dan ibu duluan saja. Anne masih ada acara syukuran wisuda HIMAF. Biar nanti malam Anne pulang sendiri dengan travel”.
(halaman 146, paragraf 3)

Dan terdapat juga pada kutipan berikut:
 “Setelah semua yang anda perbuat ke saya dan ibu,sepertinya memang tidak ada lagi yang dibanggakan selain status sebagai ayah biologis. Bagaimanapun terimakasih untuk kesadarannya.”
(halaman 219, paragraf  4)


Masalah yang menyebabkan tokoh berkonflik ( masalah eksternal dan internal tokoh )
adalah Ketika konflik Boby dengan bapak Anne, Bobby dengan ayahnya, ibu dengan Bapak Anne, dan Rama Dan Bobby.
untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat kutipan berikut:
“Coba kamu berkaca.lihat posisi kamu dan posisi anak saya sekarang. Anne sudah melangkah jauh di depan,sedangkan kamu masih terseok-seok. Memangnya kamu mampu,minimal menyamainya?” bapak bertanya dengan tenang tapi menusuk.
(halaman 152, paragraf 2)

Terdapat pada kutipan berikut:
“Bob,” anne menarik ujung seragam Boby, “kamu kenapa?” Boby tidak ingin menarik perhatian. Ia memilih untuk duduk di sofa ruang tunggu yang sedang lengang.
(halaman 155, paragraf 5)

Terdapat pada kutipan berikut:
Sudah saatnya kita menghadapi kenyataan, Anne Prameswan. Sampai kapanpun hubungan kita nggak akan berhasil, akuilah kamu pasti menyadari hal itu. Prbedaan antara kita terlalu jauh.” (halaman 157, paragraf 1)

Terdapat pada kutipan berikut:
“Bapakmu menikah lagi” Anne terkejut.
“Ibu tau dari mana?”...“Terus ibu sekarang mau bagaimana?” anne bertanya dengan anda sehalus mungkin. Ibu menjawab mantap, “ibu minta cerai.” (halaman 176-177 )

Dan juga terdapat pada kutipan berikut:
Tiba-tiba Rama tersungkur kesamping. Boby berdiri dihadapannya dengan tangan terkapal. Musik berhenti. Selanjutnya tidak mengingat apa-apa lagi.
(halaman 195, paragraf)


7.
Amanat
Apakah cerita memberikan efek pesan berupa nilai-nilai yang sublim?
Lewat novel Crush On You ini kita bisa optimis dalam menjalani kehidupan, jangan mengorbankan diri untuk orang lain, menghargai orang tua, jangan mudah terpengaruh orang lain,  dan jangan menceritakan keburukan orang lain.
Untuk menguatkan argumen di atas, dapat dilihat pada kutipan berikut:
 “.... tepatnya , sejak ayah nikah siri dengan perempuan lain” (halaman 57, paragraf 8)

Terdapat pada kutipan berikut:
Bobby memeluk Bunda yang masih menangis. Hati Bobby terenyuh. Semumur hidupnya, belum pernah ia melihat Bunda menangis seperti itu. (halaman 170, paragraf 2)

Dan juga terdapat pada kutipan berikut:
Anne tidak menanggapi ataupun melihat langsung Bapak. Sejak ibu bercerai karena diselingkuhi, Anne merasa muak dengan bapak. (halaman 218, paragraf 2)




  Ayan Menikahi Radha, Bagaimana Nasib Krishna? Perjalanan Cinta Radha Krishna masih berlanjut. Walaupun Radha telah menikah dengan Ayan, ...